Diantara peraturan yang telah dibuat oleh Dedi, berikut 6 aturan yang diharuskan untuk para pelajar di Purwakarta yang kami rangkum dari berbagai sumber.
1. Pelajar di Purwakarta diharapkan bisa untuk menggembala ternak, bercocok tanam, menenun
Hal ini tertuang dalam Peraturan Bupati Purwakarta Nomor 70A tentang Desa Berbudaya yang diluncurkan sejak 2015. Di dalamnya terdapat program KETAHANAN PANGAN, dimana ada aturan yang mengharuskan para siswa agar bisa berternak, bercocok tanam dan menenun sejak usia sekolah.
2. Tentunya pelajar Purwakarta tidak membawa Motor
Ilustrassi
Pemerintah Kabupaten Purwakarta telah giat melakukan pengecekan terhadap para siswa di sekolah. Dalam sidak itu, kebersihan gigi dan mulut para siswa bakal diperiksa. Untuk siswa yang sebelumnya sudah ketahuan menjadi perokok aktif tapi belum juga menghentikan kebiasaannya, akan mendapatkan surat peringatan. Sama juga seperti larangan membawa motor. Surat peringatan yang diberikan hingga 3 kali maka siswa bisa terancam dikeluarkan.
3. Tidak ada PR
Inilah tugas terapa yang diterapkan
Menurut Pak Dedi , selama ini PR yang diberikan kepada siswa umumnya berupa materi akademis yang serupa dengan pekerjaan di sekolah. Jika memang ingin memberikan PR pada siswa, PR itu harus lah berupa terapan ilmu yang mampu mendorong siswa untuk lebih kreatif.
4. Siswa boleh membawa bantal untuk tidur saat istirahat dikelas
Istirahat lebih panjang
Pemerintah Kabupaten Purwakarta memperpanjang jam istirahat siswa. Yang mulanya 30 menit, sekarang menjadi 45 menit. Dengan durasi yang cukup lama, jam istirahat ini bisa digunakan siswa untuk berbagai hal, seperti beribadah, makan dan bahkan tidur siang.
5. Sekolah seminggu 5 hari saja
Wacana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy akan menetapkan hari Sabtu dan Minggu sebagai libur nasional bagi siswa sekolah adalah kebijakan yang sudah lama diterapkan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
"Sejak tahun 2008 lalu kita sudah melakukan itu. Jam mata pelajaran di sekolah kita padatkan, masuk jam enam pagi serentak di seluruh sekolah baik desa maupun kota. Sementara jadwal pulang, anak-anak yang bersekolah di desa pulang jam 11 siang, anak-anak yang bersekolah di kota pulang jam 12 siang. Waktu bersama keluarga menjadi lebih banyak," ucap Dedi saat ditemui di Saung Katresna Kompleks Pemkab Purwakarta, Jumat, 9 September 2016.
6. Mata pelajaran dikurangi, dari 18 jadi 16
Rencananya mata pelajaran akan dikurangi
Dedi Mulyadi berencana mengurangi jumlah mata pelajaran teori dari 18 mata pelajaran menjadi hanya 16 mata pelajaran. Pengurangan jumlah mata pelajaran itu seiring dengan siswa yang mengaku jenuh belajar di ruang kelas.
"Lima hari sekolah itu ada 18 pelajaran, jenuh pak, terlalu banyak pelajarannya," ujar seorang perwakilan pelajar kelas XII SMA Negeri Campaka Purwakarta saat ditanyai Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Rabu (14/9/2016).
Mendengar hal itu, Dedi kemudian mengusulkan solusi untuk mengurangi jumlah mata pelajaran teori dan mensubstitusinya dengan pelajaran yang aplikatif. Dengan begitu, guru tidak lagi hanya memindahkan kalimat yang ada di buku kepada siswa.
Sebagai contoh, PKN diajarkan aplikatif dengan menerapkan kebijakan sekolah siswa harus berperilaku sesuai standar-standar kemanusiaan.
"Kemudian, PAI diajarkan aplikatif dengan membaca kitab dan Alquran sebelum belajar atau akhir pelajaran. Hal-hal seperti itulah pendidikan, bukan guru memindahkan kalimat di buku ke siswa. Guru itu mengajarkan peradaban," ucap dia.
Dedi menjelaskan dengan dua pelajaran itu diajarkan dengan konsep aplikatif, mata pelajaran berkurang dari 18 menjadi 16. Konsep pemberian pelajaran yang sama juga bisa diterapkan dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan Sejarah.
Semoga aturan ini nantinya membuahkan hasil yang positif agar bisa dicontoh oleh daerah lain diseluruh Indonesia.
Sumber : http://www.wajibbaca.com/2016/09/patut-dicontoh-ini-dia-6-aturan-positif.html
0 komentar :
Posting Komentar